Asal Mula Kerajaan Mataram: Dari Hindu-Buddha hingga Islam

Asal Mula Kerajaan Mataram: Dari Hindu-Buddha hingga Islam

Kerajaan Mataram adalah salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Pulau Jawa. Nama "Mataram" merujuk pada dua periode yang berbeda, yaitu Mataram Kuno yang bercorak Hindu-Buddha, dan Mataram Islam yang berkembang pada era Islamisasi di Nusantara. Keduanya memiliki sejarah yang kaya dan memengaruhi perkembangan budaya, politik, dan agama di Indonesia.


Kerajaan Mataram Kuno (Hindu-Buddha)

Asal Mula dan Pendirian

Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada abad ke-8 di wilayah Jawa Tengah. Kerajaan ini diperkirakan berpusat di dataran tinggi Kedu, yang saat ini mencakup wilayah sekitar Magelang dan Yogyakarta. Mataram Kuno didirikan oleh Dinasti Sanjaya, yang bercorak Hindu, dan kemudian berkembang dengan masuknya pengaruh Dinasti Syailendra, yang bercorak Buddha Mahayana.

Sumber sejarah utama tentang Mataram Kuno berasal dari prasasti-prasasti seperti Prasasti Canggal (732 M), yang menyebutkan raja pertama, Sanjaya, yang mendirikan kerajaan ini. Dalam prasasti tersebut, disebutkan bahwa Sanjaya adalah penguasa yang kuat dan memimpin wilayah yang subur serta kaya akan hasil pertanian.

Perkembangan dan Kejayaan

  1. Dinasti Sanjaya (Hindu):
    Dinasti ini memusatkan kekuasaan di sekitar Gunung Merapi. Mereka membangun candi-candi Hindu, seperti Candi Dieng dan Candi Gedong Songo.

  2. Dinasti Syailendra (Buddha):
    Pada abad ke-8 hingga ke-9, Dinasti Syailendra mengambil alih kekuasaan. Mereka dikenal sebagai pembangun Candi Borobudur, salah satu mahakarya dunia. Hubungan antara Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya sering dianggap sebagai bentuk koeksistensi agama yang damai.

Kemunduran dan Perpindahan ke Jawa Timur

Pada abad ke-10, Kerajaan Mataram Kuno mulai mengalami kemunduran. Penyebab utamanya adalah:

  • Letusan Gunung Merapi: Yang memaksa masyarakat dan pusat kekuasaan pindah ke Jawa Timur.
  • Serangan dari Kerajaan Sriwijaya: Sriwijaya, yang berpusat di Sumatra, menguasai jalur perdagangan maritim dan melemahkan Mataram.

Setelah itu, pusat kekuasaan Jawa berpindah ke wilayah timur, dan berdirilah kerajaan-kerajaan seperti Kediri dan Majapahit.


Kerajaan Mataram Islam

Asal Mula dan Pendirian

Kerajaan Mataram Islam didirikan pada abad ke-16 di wilayah Jawa Tengah bagian selatan oleh Ki Ageng Pemanahan, seorang pemimpin lokal yang mendapat tanah hadiah dari Sultan Hadiwijaya dari Kesultanan Pajang. Putranya, Panembahan Senopati, menjadi raja pertama Mataram Islam dan dianggap sebagai pendiri kerajaan ini.

Panembahan Senopati membangun pusat kerajaan di Kota Gede, yang saat ini menjadi bagian dari Yogyakarta. Ia dikenal sebagai pemimpin yang ambisius dan memulai ekspansi wilayah untuk memperluas kekuasaan Mataram.

Kejayaan Mataram Islam

Puncak kejayaan Mataram Islam terjadi pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613–1645). Beberapa pencapaian pentingnya adalah:

  1. Ekspansi Wilayah: Sultan Agung berhasil menguasai sebagian besar Jawa, kecuali wilayah pesisir yang dikuasai VOC.
  2. Perlawanan terhadap VOC: Ia memimpin serangan besar ke Batavia pada tahun 1628–1629, meskipun akhirnya gagal.
  3. Pengembangan Kebudayaan: Sultan Agung memadukan nilai-nilai Islam dengan tradisi Jawa, menciptakan seni dan budaya yang menjadi ciri khas Mataram Islam.

Kemunduran Mataram Islam

Setelah Sultan Agung, Mataram mulai melemah akibat:

  • Konflik Internal: Perebutan kekuasaan di antara anggota keluarga kerajaan.
  • Intervensi VOC: Belanda memainkan politik devide et impera (pecah belah) untuk mengendalikan Mataram.
    Pada akhirnya, Mataram Islam terpecah menjadi dua kesultanan, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, setelah Perjanjian Giyanti (1755).

Warisan Kerajaan Mataram

  1. Arsitektur:

    • Candi Borobudur dan Prambanan adalah bukti kejayaan Mataram Kuno.
    • Kompleks Kraton Yogyakarta dan Kraton Surakarta adalah simbol budaya Mataram Islam.
  2. Seni dan Budaya:
    Tradisi seperti wayang kulit, gamelan, dan batik berkembang pesat selama era Mataram.

  3. Agama dan Filosofi:
    Mataram memadukan nilai-nilai Hindu, Buddha, dan Islam, menciptakan identitas unik dalam kehidupan spiritual masyarakat Jawa.


Kesimpulan

Kerajaan Mataram, baik Kuno maupun Islam, meninggalkan warisan yang luar biasa bagi Indonesia. Dari keindahan candi-candi Hindu-Buddha hingga tradisi Islam yang kental, Mataram adalah simbol adaptasi dan harmoni di tengah perubahan zaman.

Ingin menggali lebih dalam tentang salah satu aspek Kerajaan Mataram, seperti seni, budaya, atau tokoh-tokohnya? 😊