Kiswah adalah kain yang menyelimuti Ka'bah, bangunan suci umat Muslim di Makkah, Arab Saudi. Kain ini tidak hanya berfungsi sebagai penutup tetapi juga memiliki makna spiritual dan sejarah yang mendalam.
Sejarah Kiswah
Sejarah kiswah dimulai sejak zaman Nabi Ibrahim AS dan anaknya Nabi Ismail AS. Namun, catatan yang lebih jelas mengenai penggunaan kiswah baru muncul pada tahun 220 SM ketika Raja Dinasti Himyariyah, Abu Karb As'ad, pertama kali menutup Ka'bah dengan kain. Pada awalnya, kiswah terbuat dari kulit unta dan kain kasar. Seiring berjalannya waktu, jenis kain yang digunakan untuk kiswah mengalami berbagai perubahan.
Pada masa pemerintahan Nabi Muhammad SAW, kiswah Ka'bah terbuat dari kain putih yang dihasilkan di Mesir. Setelah itu, kiswah mengalami beberapa perubahan warna dan bahan hingga saat ini dikenal dengan warna hitam yang dihiasi kaligrafi emas. Tradisi mengganti kiswah berlangsung setiap tahun pada tanggal 1 Muharram atau pada awal tahun Hijriah.
Proses Pembuatan Kiswah
Kiswah saat ini dibuat dari kain sutra berkualitas tinggi yang beratnya mencapai 850 kilogram. Proses produksinya dilakukan di pabrik khusus di Umm Al-Joud, Makkah. Pabrik ini didirikan pada era Raja Abdul Aziz dan terus beroperasi hingga kini. Setiap tahun, kiswah baru dijahit dengan benang emas dan perak yang membentuk kaligrafi ayat-ayat Al-Qur'an.
Pembuatan kiswah melibatkan banyak tenaga ahli dan memakan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikannya. Kain tersebut terdiri dari 47 potong dengan ukuran lebar 98 cm dan tinggi 14 meter. Selain itu, setiap potongan kain dijahit secara manual untuk memastikan kualitas dan keindahan.
Makna Kiswah dalam Muslim
Kiswah memiliki makna yang sangat penting bagi umat Muslim. Selain sebagai penutup Ka'bah, kiswah melambangkan kehormatan dan kemuliaan tempat suci ini. Melihat kiswah saat berada di Masjidil Haram memberikan rasa kedamaian dan mengingatkan jamaah akan keagungan Allah SWT.
Kiswah juga menjadi simbol persatuan umat Muslim di seluruh dunia. Setiap kali kiswah diganti, umat Muslim dari berbagai penjuru dunia menyaksikan proses tersebut dengan penuh rasa hormat. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, semua umat Muslim memiliki satu tujuan yang sama: menyembah Allah.
Kiswah dalam Tradisi Haji
Selama musim haji, kiswah menjadi perhatian khusus bagi para jamaah. Proses penggantian kiswah sering kali menjadi momen yang dinanti-nanti oleh para peziarah. Setelah kiswah lama diangkat, potongan-potongan kecil dari kain tersebut biasanya dibagikan kepada para pejabat atau tamu penting sebagai kenang-kenangan.
Tradisi ini tidak hanya memperkuat rasa kebersamaan di antara umat Muslim tetapi juga menunjukkan penghargaan terhadap warisan budaya dan sejarah Ka'bah sebagai pusat ibadah.
Kesimpulan
Kiswah adalah lebih dari sekadar kain penutup bagi Ka'bah; ia merupakan simbol spiritual dan budaya yang kaya akan makna bagi umat Muslim. Dengan sejarah panjang dan proses pembuatan yang rumit, kiswah terus menjadi bagian penting dalam tradisi Muslim dan penyebaran ajaran agama ini di seluruh dunia. Melalui keberadaan kiswah, umat Muslim diajak untuk merenungkan keagungan Allah serta memperkuat ikatan spiritual di antara mereka.
www.hamdalahkubahkreasindo.com